Penggunaan Konstelasi Satelit Pada Jaringan IoT
TUGAS BESAR
SISTEM KOMUNIKASI SATELIT
Penggunaan Konstelasi Satelit Pada Jaringan IoT
Disusun Oleh:
Muhammad Addurrun Nafis. R
21201003
PROGRAM
STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
2023
BAB
I
LATAR
BELAKANG
Perkembangan teknologi Internet of Things
(IoT) telah membawa perubahan mendasar dalam cara manusia berinteraksi
dengan lingkungan dan perangkat di sekitar kita. Dengan memanfaatkan
konektivitas dan pengumpulan data yang lebih baik, IoT telah merubah cara kita
memantau, mengendalikan, dan mengelola berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Dari rumah pintar hingga industri, dari kesehatan hingga transportasi, IoT
telah membuka potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan
kualitas hidup.
Namun, terlepas dari manfaatnya yang
besar, IoT juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama
adalah konektivitas, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil, terisolasi,
atau di lokasi yang sulit dijangkau oleh jaringan seluler atau kabel darat.
Tantangan ini membatasi kemampuan IoT untuk memberikan manfaatnya di berbagai
lingkungan. Di sinilah teknologi satelit memainkan peran penting. Teknologi satelit
telah berevolusi dan mengalami kemajuan signifikan untuk mendukung konektivitas
IoT yang lebih luas, andal, dan efisien di seluruh dunia. Dengan ratusan hingga
ribuan satelit yang mengorbit di orbit, konektivitas IoT yang lebih baik
menjadi dapat
diwujudkan.
BAB
II
PERUMUSAN
MASALAH
Pada
makalah ini terdapat sejumlah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
teknologi satelit dapat digunakan secara efisien untuk meningkatkan
konektivitas IoT di wilayah yang terpencil, terisolasi, atau sulit dijangkau
oleh jaringan seluler atau kabel darat?
2. Apa perbedaan signifikan yang membedakan IoT dengan jaringan darat dan satelit?
3. Apa
potensi manfaat dan dampak yang dapat diberikan oleh teknologi satelit dalam
ekosistem IoT, terutama dalam hal pemantauan lingkungan, manajemen sumber daya,
kesehatan, dan transportasi?.
BAB
III
TINJAUAN
TEORI
2.1
Pengaruh Internet of Things
Pengaruh Internet
of Things (IoT) pada berbagai aspek kehidupan, termasuk industri,
logistik, dan penggunaan sehari-hari, tengah berkembang pesat. Terus munculnya
kasus penggunaan yang menjanjikan didukung oleh teknologi yang semakin pintar,
perangkat yang lebih efisien dalam penggunaan energi, dan teknologi komunikasi
yang lebih baik. Tidak dapat disangkal bahwa IoT sedang menuju menjadi salah
satu teknologi kunci di masa depan.
Bahkan menurut studi pasar terkini, diperkirakan jumlah total perangkat IoT
yang terkoneksi akan mencapai 83 miliar pada tahun 2024, meningkat dari 35
miliar koneksi pada tahun 2020. Sektor IoT industri yang mencakup manufaktur,
ritel, dan pertanian diperkirakan akan menyumbang lebih dari 70% dari semua
koneksi IoT pada tahun 2024, dengan pertumbuhan jumlah unit IoT sebesar 180%
dalam empat tahun mendatang
2.2
Perluasan Koneksi Internet of Things
Dalam
upaya untuk memperluas manfaat yang dibawa oleh IoT untuk mencakup daerah
geografis di mana biasanya tidak layak, karena alasan teknis dan/atau ekonomi,
untuk memberikan cakupan yang merata, penyedia layanan telekomunikasi dan
perusahaan sedang mencari solusi cakupan global berbasis IoT yang terintegrasi.
Memang, operasi IoT dapat menjadi sangat penting di daerah terpencil dengan
konektivitas seluler yang rendah atau bahkan tidak ada, yang mencakup berbagai
industri seperti transportasi (maritim, darat, rel, udara), manajemen armada,
logistik, energi surya, ekstraksi minyak dan gas, pemantauan lepas pantai,
pengukuran smart utility,
pertanian, pemantauan lingkungan, pertambangan, dan banyak lainnya. Dengan
sudut pandang ini, teknologi berbasis satelit yang dapat diintegrasikan dengan
jaringan IoT darat yang sudah ada tampaknya menjadi pilihan yang tepat. Oleh
karena itu, satelit saat ini memegang peran khusus dan penting dalam
menyertakan daerah geografis terpencil dalam ekosistem ini di mana jaringan
darat tidak tersedia atau sulit dijangkau, seperti di daratan terpencil
(seperti hutan) maupun di lepas pantai (seperti di lautan)
2.3 Kelemahan Jaringan IoT Konvensional
Machina
Research, penyedia terkemuka global dalam bidang intelijen pasar dan strategis,
memprediksi akan ada 27 miliar perangkat terhubung dan pendapatan sebesar 3
triliun dolar AS pada tahun 2025. Mereka menyoroti arah perkembangan koneksi
menggunakan Jaringan Low Power Wide Area Network/LPWAN. Dibandingkan
dengan koneksi jarak pendek yang menggunakan WiFi, Zigbee, Near Field
Communication (NFC), Bluetooth, atau komunikasi melalui jaringan listrik di
dalam bangunan (Power Line Communication/PLC), serta koneksi seluler,
koneksi berjangkauan luas lebih mampu digunakan dalam skenario industri
terpencil seperti jaringan pintar (smart grid) dan pemantauan
lingkungan. Namun, LPWAN berbasis daratan masih belum mampu mencakup daerah
terpencil seperti padang pasir, perairan pantai, dan hutan karena kendala
komersial dan teknis dalam membangun LPWAN di daerah-daerah tersebut
2.4 Satelit Sebagai Solusi IoT
Untuk
mengatasi masalah penutupan yang telah disebutkan, komunikasi satelit untuk IoT
menjadi pilihan yang menarik. Kebutuhan potensial dalam membangun sistem IoT
satelit dapat disajikan sebagai berikut:
1) Pertama-tama, daerah-daerah dengan
topografi ekstrem seperti tebing, lembah, dan lereng curam merupakan tempat di
mana bencana geologis lebih mungkin terjadi, sementara jaringan darat tidak
dapat diakses karena kesulitan rekayasa. Sistem IoT satelit dapat membuka
batasan topografi ini dengan keunggulan dalam penutupan sinyal.
2) Untuk aplikasi IoT di daerah terpencil,
sistem IoT satelit menyediakan solusi yang efisien biaya dibandingkan dengan
teknologi darat lainnya
untuk interkoneksi dan komunikasi dengan bagian dunia lainnya.
3) Untuk jaringan IoT darat, yang sebagian
besar bergantung pada akses nirkabel, jaringan komunikasi yang terdiri dari
cukup stasiun dasar adalah suatu keharusan. Namun, pembangunan stasiun dasar
darat dan menghubungkan jaringan terbatas oleh beberapa kendala. Misalnya,
infrastruktur komunikasi darat rentan terhadap kerusakan oleh bencana alam
seperti gempa bumi dan banjir. Sementara itu, IoT darat hanya dapat memberikan
cakupan efektif dalam jarak yang relatif kecil (saat ini, jaringan nirkabel
darat hanya dapat mencakup sekitar 20% wilayah di China dan Amerika Serikat).
Sebagai pelengkap dan perluasan dari jaringan IoT darat, sistem IoT satelit
adalah satu-satunya pendekatan untuk mencapai layanan IoT global yang meluas
2.5
Konstelasi Satelit IoT
Dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada beberapa konstelasi
provider satelit yang ikut serta dalam pengembangan jaringan IoT, satelit –
satelit tersebut diantara lain adalah ::
1) Inmarsat: Memiliki 13 satelit GEO yang melayani komunikasi
suara dan data seluler serta keamanan di seluruh dunia. Mereka menggunakan
stasiun darat sebagai gerbang lalu lintas untuk mengarahkan sinyal satelit ke
jaringan darat. Inmarsat juga berinvestasi dalam Actility, penyedia utama
solusi Server Jaringan untuk LoRaWAN. Bersama dengan Actility, Inmarsat telah
membentuk jaringan IoT global pertama dengan konektivitas LoRaWAN di darat dan
satelit sebagai tulang punggung jaringan. Jaringan hibrida ini diuji dalam tiga
skenario: pelacakan aset, agribisnis, dan minyak dan gas di wilayah terpencil
di Australia dan Malaysia
2) Iridium: Memiliki
konstelasi LEO dengan 66 satelit yang terhubung satu sama lain. Mereka
menawarkan jaringan satelit dinamis yang mengirimkan pesan data pendek antara
peralatan dan sistem komputer host terpusat yang disebut Short Burst Data.
Mereka juga memiliki solusi berbasis awan yang mendukung berbagai protokol IoT
industri. Beberapa prototipe sistem Iridium-LoRAWAN juga telah diajukan dalam
penelitian
3) Eutelsat: Memiliki armada satelit GEO global dan
infrastruktur darat yang besar. Mereka akan meluncurkan "Eutelsat LEO
for objects (ELO)" pada tahun 2022 yang akan terintegrasi dengan
layanan konektivitas Sigfox untuk mendukung perkembangan pasar IoT di sektor
seperti transportasi, minyak dan gas, dan pertanian.
4) Thuraya: Dengan
dua satelitnya, Thuraya mendukung berbagai layanan suara dan data untuk sektor
komersial dan pemerintahan, termasuk IoT untuk sektor darat dan maritim..
5) Globalstar: Menggunakan konstelasi satelit LEO dan stasiun
darat untuk menghubungkan satelit dan infrastruktur komunikasi tradisional di
enam benua. Mereka mendukung aplikasi pelacakan dan pesan untuk berbagai kasus
penggunaan IoT industri tanpa persyaratan latency yang ketat
BAB III
KAJIAN DAN ANALISIS
Perkembangan
teknologi Internet of Things (IoT) telah membawa dampak besar
pada berbagai aspek kehidupan manusia, dari industri hingga penggunaan
sehari-hari. IoT memungkinkan manusia untuk memantau, mengendalikan, dan
mengelola perangkat dan lingkungan dengan lebih efisien. Namun, konektivitas
IoT tetap menjadi tantangan khususnya di wilayah terpencil, terisolasi, atau
sulit dijangkau oleh jaringan seluler atau kabel darat. Teknologi satelit muncul
sebagai solusi dari permasalahan IoT yang ada.
Dapat dilihat
bahwa sektor IoT sedang berkembang pesat dan proyeksi pertumbuhan jumlah
perangkat IoT yang terkoneksi sangat besar. Namun, jaringan IoT konvensional
memiliki keterbatasan dalam mencakup wilayah terpencil karena kendala komersial
dan teknis. Kondisi ini menunjukkan pentingnya memahami dan mengatasi tantangan
konektivitas dalam rangka memaksimalkan manfaat dari perkembangan IoT.
Teknologi
berbasis satelit, menawarkan solusi yang efisien biaya untuk konektivitas IoT
di daerah terpencil. Teknologi satelit dapat mengatasi hambatan geografis
seperti topografi ekstrem dan memberikan konektivitas yang bagus. sehingga dapat
membantu melengkapi jaringan IoT darat yang terbatas, yang sering rentan
terhadap kerusakan oleh bencana alam. Dengan demikian, teknologi satelit
memegang peran penting dalam mendukung konektivitas IoT yang lebih luas serta membantu
mewujudkan potensi penuh IoT di berbagai sektor dan lingkungan, seperti
pemantauan lingkungan, manajemen sumber daya, kesehatan, dan transportasi.
Teknologi satelit memungkinkan integrasi IoT yang lebih luas di berbagai
sektor, meningkatkan kerja sama dan mengoptimalkan proses secara efektif.
Dalam beberapa
tahun terakhir, konstelasi satelit seperti Inmarsat, Iridium, dan Globalstar
telah berperan aktif dalam pengembangan jaringan IoT. Mereka menyediakan
konektivitas di seluruh dunia melalui satelit-satelit yang beroperasi di orbit
rendah bumi, serta mendukung berbagai aplikasi IoT. Ini mencakup sektor-sektor
seperti transportasi, pertanian, pemantauan lingkungan, dan masih banyak lagi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Kehadiran
teknologi satelit dalam ekosistem IoT memberikan solusi yang signifikan untuk
mengatasi tantangan konektivitas di daerah terpencil, terisolasi, atau sulit
dijangkau oleh jaringan darat atau seluler. Dengan ratusan hingga ribuan
satelit LEO yang mengorbit, konektivitas IoT menjadi lebih luas, handal, dan
efisien di seluruh dunia.
2. Penggunaan teknologi satelit dalam
IoT membawa manfaat yang luas dalam berbagai bidang, termasuk pemantauan lingkungan, kesehatan, dan
transportasi. Dengan konektivitas yang bagus, data yang dikumpulkan oleh perangkat IoT dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan
yang lebih cepat.
3. Konstelasi
satelit seperti Inmarsat, Iridium, Eutelsat, Thuraya, dan Globalstar telah
menjadi pionir dalam pengembangan jaringan IoT berbasis satelit. Mereka
menyediakan konektivitas global dan mendukung berbagai aplikasi IoT di berbagai
sektor.
B. Saran
- Dalam penelitian selanjutnya, penjelasan akan penggunaan konstelasi satelit IoT harus lebih merinci.
- Untuk mewujudkan teknologi satelit IoT maka diperlukan kerja sama antara banyak pihak.
- Dengan banyaknya sumber referensi, sebaiknya pada penelitian selanjutnya harus menggunakan referensi yang memang tervalidasi.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar